Pengalaman membuat surat sehat jasmani rohani dan bebas narkoba di RSUD

Rabu, 19 Januari 2022

Pengalaman membuat surat sehat jasmani rohani dan bebas narkoba di RSUD


Hai, Assalamualaikum Wr Wb
Gimana kabarnya readers ? Semoga sehat selalu.

Alhamdulillah yah, saya mulai nulis lagi di blog ini. Kabar terbaru saya adalah alhamdulillah, atas izin Allah SWT saya sudah lulus program pasca agustus 2021 lalu (Pengalaman tes UTUL Pascasarjana UNS). Setelah lulus, apakah langsung bekerja? oh tentu tidak wkwkwk

Setelah ikhtiar dan berdoa, serta bekerja dan mencari pengalaman sana sini (kontraktor wkwk) alhamdulillah saya akhirnya bekerja menjad dosen sebuah Stikes di Kab. Cirebon di bulan januari 2022 ini. Selanjutnya, saya akan menjadi dosen tetap dan diminta untuk membuat NIDN. Pembuatan NIDN ini juga digunakan sebagai syarat akreditasi kampus. Eh, sepertinya menarik jika saya melanjutkan syarat pembuatan NIDN di tulisan selanjutnya ya ? hehe.

Membuat surat sehat jasmani rohani dan bebas narkoba di RSUD


salah satu keterangan surat sehat jasmani dan rohani

Nah, berhubung saya sedang berada di Kota Tasikmalaya (karena juga masih bekerja disini), saya membuat surat sehat jasmani, rohani dan bebas narkoba di RSUD di kota ini. Saya berangkat waktu itu dari kos sekitar jam 08.00 WIB dan sampai sana jam 08.20 WIB. Segera setelah memarkirkan motor di halaman depan RSUD saya berjalan ke arah pendaftaran untuk rawat jalan. Oh ya, kalau nggak tau dimana pendaftarannya bisa ditanyakan ke Bapak Parkiran ya. Kalau saya kemarin karena bingung saking ramainya pas di dalam, saya tanya ke pegawai di RSUD tersebut hehe. 

Saat di pendaftaran, saya bilang ke teteh admin nya, "Teh, mau membuat surat sehat jasmani, rohani dan bebas narkoba". Lalu saya diminta 1 lembar foto copy KTP. Setelah data masuk, saya diarahkan ke ruang klinik pegawai yang ada di deret klinik syaraf, THT dll. 

Setelah sampai di klinik pegawai, ternyata sudah ada antrian juga. Namun, karena kondisi pandemi, sesuai SOP, akhirnya diminta kembali ke depan lagi (depan ruang pendaftaran awal) untuk skrining Covid-19. Pertanyaan seputar kondisi terakhir kita. Disana, saya diminta 1 lembar foto copy KTP juga. 

Setelah dirasa sehat, saya kembali ke klinik pegawai dengan membawa kertas hasil skrining Covid-19. Kemudian sampai disana, saya mengantri kembali. Saat giliran saya, saya duduk didalam dan ditanya keperluannya untuk membuat surat keterangan apa saja, saya sebutkan sehat jasmani, rohani dan bebas Napza. Setelah di data, biaya yang saya keluarkan jumlahnya Rp 541600 untuk ketiga tes tersebut. 

Kemudian, saya diarahkan untuk ke laboratorium untuk uji tes urine bebas Napza. Jaraknya tidak terlalu jauh dari klinik pegawai. Saya ikuti semua prosedur di laboratorium dan setelah selesai saya kembali ke klinik pegawai untuk tes jasmani, seperti pengukuran tekanan darah, suhu, berat dan tinggi badan. 

Selanjutnya, saya diarahkan ke klinik psikiatri untuk tes sehat rohani / kesehatan jiwa. Tes kesehatan jiwa ini, saya mengerjakan soal sebanyak 567 soal yang berisi Ya dan Tidak. Tidak perlu banyak berpikir, tidak ada yang salah dan benar, jadi kita sesuaikan dengan diri kita sendiri.

Setelah ketiganya selesai, saya kemudian pulang, karena hasil diberikan keesokan harinya. 

Nah, dari pengalaman ini, saya menyarankan untuk membawa bolpoin, 2 lembar foto copy KTP, air minum, dan istirahat yang cukup sebelum tes. 


Terima kasih readers. Semoga bermanfaat ya pengalaman saya ini. 
Wassalamualaikum Wr Wb






0 komentar :

Posting Komentar